FILM : SQUID GAME

Identitas Film

Judul: Squid Game

Sutradara: Hwang Dong-hyuk

Penulis Naskah: Hwang Dong-hyuk

Pemain : Lee Jung Jae sebagai Seong Gi- hun (No.456), Park Hae-soo sebagai Cho Sang-woo (No.218), Oh Yeong-su sebagai Oh Il-nam (No.001), Jung Ho-yeon sebagai Kang Sae byeok (No.067), Heo Sung-tae sebagai Jang Deok-su (No.101), Tripathi Anumpam sebagai Abdul Ali (No. 199), Kim Joo-ryoung sebagai Han Mi-nyeo (No.212), Wi Ha-joon sebagai Hwang Jun-ho, dan Lee Byung-hun sebagai Front Man.

Genre: Action-adventure, survival, Drama, Suspense

Perusahaan produksi : Siren Pictures Inc.

Distributor : Netflix (internasional)

Tanggal tayang : 17 September 2021

Sinopsis

Squid Game (2021) menceritakan orang-orang dewasa yang ingin mendapatkan uang tunai 45,6 miliar won dengan melakukan permainan masa kecil. Hanya orang tertentu yang mendapatkan kartu undangan rahasia untuk bisa mengikuti permainan ini. Mereka yang bersedia mengikuti permainan akan dibawa ke sebuah pulau terpencil. Faktanya pemainan ini hanya sebagai tontonan orang kaya untuk kesenangan mereka.

Seluruh identitas nama penyelenggara maupun pemain diganti dengan angka. Peserta No. 001 yaitu Oh Il-nam (Oh Yeung-su), seorang kakek tua yang menderita tumor otak ikut serta dalam permainan tersebut,  karena sudah didiagnosa oleh dokter akan mati dalam waktu singkat. Peserta No. 456 yaitu Seong Gi-hun (Lee Jung Jae) merupakan peserta terakhir, seorang pengangguran dengan hidup pas-pasan bersama ibunya, pedagang kaki lima yang menderita diabetes akut.

Sedangkan No.218 yaitu Cho Sang-woo (Park Hae-soo) merupakan lulusan sarjana administrasi bisnis di SNU. Meskipun hidupnya melarat karena terlilit hutang 600 miliar dan melakukan pemalsuan surat, tetapi Ia mempunyai kecerdasan. Ia juga merupakan teman kecil dari peserta No. 456 di lingkungan rumahnya. Kedua orang tuanya sangat dekat.

Uniknya, semua penyelenggara game memakai baju merah dan topeng dengan tanda yang berbeda sebagai pembagi tingakatan jabatan. Tanda pada topeng jabatan tertinggi yaitu kotak, selanjutnya segitiga, dan terendah yaitu lingkaran. Sedangkan Front Man (Lee Byung-hun), seorang pemimpin yang mengawasi dan menjalankan permainan.

Peserta akan melakukan 6 permainan disetiap harinya selama 6 hari. Pemenang yang bertahan hingga akhir permainan akan membawa pulang uang yang sudah dijanjikan. Setiap pemain yang gagal akan langsung tereliminasi dengan ditembak mati.

Keseruan film bukan hanya disini, banyak masalah seperti perdagangan organ tubuh, penculikan, hingga percobaan pembunuhan sesama peserta untuk bertahan hidup.
Permainan ini hanya untuk kesenangan para orang kaya yang sudah bosan dengan hidupnya akibat terlalu banyak uang. Mereka mencari kesenangan, menonton para peserta yang berlomba mendapatkan uang dengan cara yang sadis.

Ulasan

Diawal cerita mengisahkan Seong Gi-hun (No.456) yang tinggal bersama ibunya dalam keadaan ekonomi yang kurang. Ia mengambil uang tabungan ibunya di bank untuk mengikuti taruhan pacu kuda. Beberapa kali ia gagal dalam taruhan tersebut. Hingga akhirnya dikesempatan terakhir ia menang dan memperoleh banyak uang. Uang tersebut berniat untuk dibelikan makanan dan hadiah ulang tahun putrinya yang ke-7 di hari itu. Sayangnya, Gi-hun (No.456) didatangi rentenir. Uang yang ia dapatkan juga dicopet seorang wanita yaitu Kang Sae byeok (No.067) yang menabraknya saat dikejar rentenir.

Ia pun dipukuli karena tidak dapat membayar. Karena kembali tidak mempunyai uang, akhirnya Gi-hun membelikan hadiah putrinya lewat permainan capitan boneka dan mengajak anaknya makan teobokki di pinggir jalan. Setelah mengantarnya pulang, Gi-hun ketinggalan kereta. Tak lama datang seorang pria dengan jas rapih sebagi salesman yang mengajaknya bermain ddakji. Salesman (Gong Yoo) memberikan peraturan. Jika setiap kali menang maka akan mendapat uang 100.00 won, sedangkan jika kalah maka sebaliknya. Gi-hun (No.456) selalu kalah dan dihukum tamparan dari salesman karena ia tidak mempunyai uang.

Disinilah Gi-hun (No.456) diberi kartu permainan oleh salesman dengan nomor telepon di belakang kartu. Sebelum tidur, Gi-hun (No.456) menelepon nomor tersebut untuk ikut berpartisipasi. Anehnya pertemuan malam hari di pinggir jalan, sopir itu wajahnya tertutup topeng dan berpakaian serba merah. Kemudian gas keluar saat Gi-hun (No.456) memasuki mobil dan tiba-tiba ia terbangun di atas kasur, di sebuah ruangan besar yang diawasi oleh panitia penyelenggara melalui CCTV. Dalam ruangan itu bukan hanya Gi-hun, tetapi ada 456 orang yang ikut berpartisipasi. Semua peserta tidak ada tanda indentitas, mereka hanya diberi nama sesuai dengan nomor baju.

Gi-hun menjadi orang bernomor 456. Di sana ia bertemu pencopet yang mengambil uangnya yaitu Sae byeok (No.067) dan teman masa kecilnya Sang-woo (No.218). Kemudian pertama kalinya ia juga berkenalan dengan seorang kakek. Semua peserta diminta menandatangani perjanjian bahwa peserta tidak boleh berhenti bermain, pemain yang menolak bermain akan dieliminasi, dan permainan akan diberhentikan jika mayoritas setuju.

Peserta akan mengikuti 6 kali permainan di setiap harinya. Hadiahnya berupa uang yang berada dalam celengan babi yang digantung di atas ruangan. Setiap uang akan terkumpul setelah permainan berakhir. Maka setiap orang akan mempertaruhkan 100 juta won untuk satu orang pemenang. Uniknya, panitia tidak memberitahu permainan dan konsekuensi apa saja yang akan mereka hadapi. Dalam film ini semua diatur layaknya anak kecil mulai dari pakaian olahraga, ruangan warna-warni, dan jenis permainannya.

Permainan pertama dilakukan di sebuah ruangan besar dengan suasana seperti di lapangan. Permainan itu bernama Lampu merah, lampu hijau. Pemain harus maju saat sebuah patung anak kecil berteriak “lampu merah, lampu hijau” sambil menghadap pohon. Jika anak kecil itu menengok kebelakang, maka pemain harus diam tanpa gerakan sedikit pun. Pemain yang terdeteksi bergerak akan langsung dieliminasi dengan cara ditembak mati. Jika pemain dapat melaju melewati garis di depan patung tersebut tanpa terdeteksi pergerakannya, maka dianggap lolos. Dari 456 orang, tersisa 201 yang berhasil melewati permainan pertama. Pemain yang dieliminasi ditembak mati kemudian dibakar.

Keadaan seperti ini membuat banyak peserta yang menyerah dan memohon untuk dipulangkan. Pengambilan suara pun diadakan sesuai perjanjian permainan. 101 dari 201 orang menyetujui permainan di berhentikan. Akhirnya mereka semua dibebaskan. Setelah dibebaskan masalah Gi-hun semakin bertambah. Menurut dokter ibunya sakit diabetes akut dan akan komplikasi jika tidak melakukan operasi amputasi kaki. Begitupun dengan peserta lain yang harus menghadapi banyaknya masalah setelah keluar dari permainan. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengikuti kembali permainan tersebut.

Permainan kedua, peserta berada di ruangan dengan suasana taman bermain. Nama permainan kedua yaitu “Gulali”. Mereka harus memilih satu bentuk yaitu lingkaran, segitiga, bintang, dan payung. Bentuk yang mereka pilih merupakan bentuk yang harus dipotong dari kepingan gulali menggunakan jarum dalam waktu sepuluh menit. Penonton dibuat tegang dan kesal karena pemain harus bisa memotong setiap bentuk tanpa merusaknya. Jika sampai rusak atau patah, maka akan ditembak mati di tempat bermain. Permainan kedua berakhir dengan sisa pemain 187 orang, 79 orang tereliminasi.

Malam harinya semua pemain saling membunuh karena pertandingan diantara mereka untuk mendapatkan uang semakin sengit. Mereka yang saling membunuh tidak diberikan hukuman oleh panitia, membuat pemain berpikir bahwa membunuh menjadi strategi untuk mengurangi lawan. Hal ini membuat semua pemain tidak tenang dan begadang semalaman agar tetap hidup.

Permainan ketiga yaitu tarik tambang per grup di atas dua jembatan yang sangat tinggi. Ditengah tali diberi kain merah sebagai penanda dan grup pemain harus menjatuhkan grup lawan untuk menjadi pemenang. Grup yang kalah, otomatis akan jatuh tereliminasi dan mati. Bukan soal kekuatan, yang perlu diutamakan dalam permainan ini yaitu kekompakan dan strategi yang bagus. Kelompok Gi-hun memiliki 3 orang wanita dan pria lanjut usia. Meskipun begitu, mereka bisa menang melawan kelompok pria yang tangguh karena strategi yang cerdas. Pemain yang lolos sebanyak 40 orang dalam permainan ketiga.

Permainan keempat dimainkan berpasangan. Masing-masing pemain diberi kantong yang berisi 10 kelereng. Pemain harus bersaing dengan pasangan mereka. Pemain yang mendapatkan 10 kelereng milik pasangannya akan menjadi pemenang. Perasaan sedih pun tercipta karena setiap pemain berpikir pasangannya akan menjadi teman bermain. Tetapi kenyataannya mereka harus membunuh pasangannya sendiri dalam waktu 30 menit. Permainan keempat ini banyak mengaduk perasaan penonton karena setiap pasangan sudah membentuk hubungan pertemanan yang kuat selama mereka ikut berpartisipasi. Mereka harus merelakan nyawa mereka atau teman sendiri. Namun dalam permainan ini bisa membuktikan mana pemain yang tulus berteman dengan pemain yang licik. Sisa pemain yang lolos pada permainan keempat ini adalah 17 orang.

Kejanggalan dalam panitia penyelenggara ketika mereka mengambil satu pemain yaitu Byeong-gi No.111 (Yoo Sung-joo), seorang dokter malapraktik. Mereka meminta Byeong-gi (No.111) melakukan otopsi kepada pemain yang sekarat karena tereliminasi untuk diambil organ tubuhnya dan dijual. Tetapi akhirnya kegiatan ini terbongkar oleh Front Man dan mereka yang melakukan hal itu dibunuh. Maka pemain tersisa 16 orang.

Permainan kelima, pemain diminta memilih angka dari 1 sampai 16. Mereka harus melewati jembatan potongan kaca berjumlah 18 pijakan dijajarkan di atas ketinggian. Mereka harus memilih mana kaca biasa dan kaca keras. Jika menginjak kaca biasa maka akan terjatuh dan langsung tereliminasi, sedangkan jika menginjak kaca keras hingga ujung jembatan maka akan lolos dengan waktu 16 menit. Permainan ini menyisakan 3 orang yang lolos.

Pada babak terakhir hanya tersisa Gi-hun (No.456), Sang-woo (No.218), dan Sae byeok (No.067). Sayangnya Sae-byeok (No.067) tertusuk kaca bekas pecahan saat permainan kelima. Ia mengalami pendarahan yang sangat banyak membuat Gi-hun (No.456) meminta bantuan di depan pintu pada panitia yang berjaga. Tiba-tiba Sang-woo (No.218) membunuh Sae-byeok (No.067) dan membuat Gi-hun marah. Mereka berdua mulai bertengkar hingga panitia melerainya.

Di permainan terakhir ini dinamakan permainan cumi-cumi. Mereka berdua Gi-hun (No.456) sebagai penyerang harus masuk ke gambar cumi-cumi berlari melewati pertahanan yaitu Sang-woo (No.218) dan menginjak kepala cumi-cumi untuk menang. Di dalam permainan mereka berkelahi saling memegang pisau yang diberikan panitia diakhir permainan kelima. Saat mereka berdua babak belur dan Gi-hun (No.456) lebih unggul, ia mengajukan untuk berhenti bermain dan pulang bersama karena Sang-woo merupakan sahabat kecilnya. Tetapi Sang-woo (No.218) meminta maaf dan menusukkan pisau ke lehernya sendiri. Maka Gi-hun pun menang. Ia menangisi Sang-woo (No.218) yang saat itu juga tewas.

Polisi Hwang Jun-ho (Wi Ha-joon) mengetahui semua dan mengumpulkan alat bukti melalui ponselnya dengan memata-matai semua yang ada di permainan untuk dilaporkan buktinya keatasannya. Faktanya selama mereka melakukan permainan, Front Man mengundang para VIP yaitu orang-orang kaya untuk membayar peserta melakukan permainan dan pembunuhan untuk sekedar bersenang-senang. Lalu yang memipin semua dan mempunyai ide semacam ini adalah Oh Il-nam (No.001). alasannya karena “Hidup tak menyenangkan bagi mereka yang mempunyai banyak uang.” Apapun yang ia beli, makan, dan minum akan membosankan pada akhirnya. Jadi mereka semua berkumpul dan merenungkan, bagaimana mereka bersenang-senang. Akhirnya mereka memutuskan membuat permainan itu.

Oh Il-nam (No.001) lebih senang ikut bermain daripada seperti tamu VIP lainnya yang hanya menonton. Menurutnya hal itu sangat menyenangkan, apalagi bersama Gi-hun (No.456). Ia mengenang masa lalunya kembali hal-hal yang sudah ia lupakan. Gi-hun mengetahui fakta ini saat beberapa tahun ia diberi kartu permainan berwarna emas melalui ibu-ibu penjual bunga saat ia memancing. Di dalam bunga terdapat kartu emas yang berisi kalimat “Tanggal 24 Desember, pukul 23.30 Gedung Sky lantai 7 dari Gganbu mu”. Gganbu adalah Oh Il-nam (No.001). Ia dipanggil oleh Oh Il-nam (No.001) karena selama ia menang tidak pernah mengambil uang kemenangannya dan memutuskan kembali hidup seperti dulu. Setelah pertemuan dan pembicaraan ini pun Oh Il-nam (No.001) meninggal dunia, terbaring dikasur.

Diakhir film Gi-hun (No.456) membawa adik Sae byeok (No.067) dari panti asuhan kepada Ibu Sang-woo (No.218) untuk diurus, lalu memberikannya uang satu koper penuh untuk biaya hidup mereka. Sedangkan Ibu Gi-hun (No.456) meninggal dunia. Gi-hun pun memutuskan untuk menemui anaknya di Amerika, namun dihentikan saat ia berada di stasiun kereta melihat Salesman (Gong Yoo) melakukan permainan ddakji kepada orang di stasiun. Ia pun mengejarnya, namun tidak berhasil ditangkap. Gi-hun kemudian menggagalkan ke Amerika dan menelpon nomor yang ia ambil dari orang yang ditawari salesman (Gong Yoo). Kemudian ia mengikuti permainan kembali untuk membuktikan siapa mereka semua dan mengapa mereka sangat kejam melakukan ini.

Kesimpulan

Film ini merupakan film yang unik karena bukan hanya ceritanya yang penuh teka-teki, tetapi juga pemerannya yang misterius dengan selalu memakai topeng yang membuat penonton tertarik mengetahui akhir cerita. Permainan anak kecil yang sederhana dapat dibawa dalam cerita action, drama, dan survival. Film ini juga membuat penonton bertanya-tanya dan gemas.

Pesan yang tersamapaikan dari film yaitu kebahagiaan tidak selalu didapatkan dengan uang. Apalagi didapatkan dengan cara yang salah. Selain itu film ini mengajarkan bahwa ikatan pertemanan lebih kuat daripada uang. Dengan kegigihan, strategi, dan kecerdasan permasalahan apapun bisa dilewati.

Reporter : Annisa

Editor : Siti Nurhaliza

Tinggalkan komentar